Thursday 14 March 2019

Seandainya Aku Berjumpa Raib, Seli, dan Ali ...

Ketika novel Tere Liye berjudul Bulan menemaniku, menghibur kesedihanku. Novel Tere Liye seperti senyum kepadaku. Eh, bukan buku novelnya, tetapi tiga tokoh utama di dalam novel itu: Raib, Seli, dan Ali, bocah-bocah umur belasan tahun yang sakti mandraguna, seperti Angling Dharma dan Batik Madrim dalam film laga.
Raib mendatangiku, tersenyum, aku membalas senyum. "Hai Ra, ternyata kita bisa bertemu di dunia nyata. Apa kabarmu?"
Si Raib menjawab, "Baik!", dengan wajah ketus. Baru saja ketemu dia sudah nyelonong pergi. Ah, dasar manusia Klan Bulan! La wonk biasanya situ cerewet di dalam novel. Lah sekarang kok ketus gitu? Yaudalah pergi sana. Bukan urusan saya, kata Pak Jokowi hehehe..
Anak ingusan selanjutnya yang datang adalah Seli. Wow wow. Menakutkan sekali. Belum apa-apa dia sudah sok akrab, tiba-tiba segelas kopi di atas meja melayang. Wow, sombong amat. Tapi, aku tahu watak Seli ini. Dia penggemar berat film Korea. Tampaknya, dia membayangkan wajahku seperti artis korea yang berkulit putih mulus, rambut panjang, dan mata sepit. Dia caper kepadaku alias cari perhatian. Aku ganteng bak artis korea? Ya, rambutku pendek, ada sedikit jerawat di wajah, dan kulitku berwarna brown, hehehe.. "Halo Sel, piye kabare bos, penak jamanku to?", aku menyapanya. Tetiba petir menyambarku. Dia merah padam, kecewa, artis Korea yang dia idam-idamkan yang tak lain menurut dia adalah aku, ya aku, galak benar dan gak sopan. Ora nduwe adabe wonk Jowo. Wkwkwk.. Aku yang gosong, tambah semakin gosong. Dan Seli pun pergi meninggalkanku gosong sendiri.
Giliran orang yang ketiga. Si jenius muda bernama Ali. Weleh-weleh mengingatkanku pada Mohammad Ali, petinju terkenal dan legendaris yang gampang bingit membuat KO lawan-lawannya. Tapi dia kan anak umur belasan tahun yang sok jenius dan amat sok pintar. Ingin sekali kuremas-remas pipinya, ingin sekali ku awut-awutkan rambut yang berantakan itu. "Hei, Ali, whatsapp?", Eh aku keliru, mau bilang whats'up keliru Whatsapp, aplikasi android. Ali nggak ketawa blas, apa menariknya meladeni orang bodoh seperti aku dibandingkan dia yang punya IQ 200 wkwkwk, memangnya c*b**g?! Aku bilang kepadanya, "Li, kamu kok kotor banget orangnya, nggak terawat. Bajumu nggak pernah rapi. Kamu pinter tapi nggak pinter ngurus kebersihan diri. Kamu bau, Li, belum mandi." Seketika, Ali marah geram, grrrrr. Tetiba tubuhnya membesar sedikit demi sedikit dan berubah menjadi serigala. Serigala raksasa dengan tinggi enam meter. Wah gawat nih, aku pikir. Kalau aku nggak segera kabur, aku bakal is dead.
Sejurus kemudian, aku mendapati lampu di atasku, bantal di bawah kepalaku, dan buku novel Tere Liye berjudul Bulan di atas dadaku. Ternyata hanya mimpi. Aku tertidur tanpa sengaja ketika asyik-asyiknya membaca novel itu..

Share:

2 comments:

  1. Wah absurd ya...hehehehe,,,btw keren gan..https://www.nyampling(.)com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Absurditas yang membikin bingung orang-orang berakal sehat, hehehe..

      Delete

Silakan berkomentar! '-'